Jumat, 26 Februari 2016
Senin, 22 Februari 2016
ETIKA KOMUNIKASI
Terkadang seorang yang sudah
memiliki gelar yang dibilang menguasai pemikiran yang tinggi dapat melakukan
kesalahan dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagai contoh adalah seorang dosen
yang menguasai satu bidang pelajaran pun dapat melakukan kesalahan dari yang
diajarkannya. Seseorang yang berbicara dengan orang lain, kemudian beliau ikut
campur urusan orang lain tanpa diminta merupakan tidak ada etika komunikasi.
Disadari atau tidak memang itulah yang terjadi pada kenyataannya. Beliau yang
begitu menguasai bidang seperti psikologi komunikasi ataupun komunikasi massa
pun tidak luput dari kesalahan. Bagi
orang berpikir positif adalah mungkin beliau sedang mencoba untuk teori yang
pernah ada atau beliau bercanda dengan sikapnya. Tapi bagi orang lain pun tidak
ada salahnya menilai beliau tidak memiliki etika dalam komunikasi. Disinilah
menariknya dunia komunikasi, orang yang dianggap sudah ahli pun dapat tidak
menyadarinya. Hal ini dapat menjadi sebuah bom waktu yang akan menyerang
beliau. Disisi lain berita yang sudah berkembang akan merebak bagi khayalak
kampus tersebut. Pandangan manusia yang menilai dari perilakunya tentu akan
menilai tidak beretika dalam komunikasi. Etika menurut Drs.D.P.Simorangkir
adalah pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
Kesadaran etis diperlukan manusia
untuk mengetahui baik atau buruk. Cara berbicara yang sopan, cara menerima tamu
di kantor atau di rumah dan cara berpakaian merupakan bentuk dari etiket. Etiket
itu sendiri tidak tertulis dan harus ditaati pada lingkungan bermasyarakat. Etiket
didukung oleh nilai-nilai berikut:
a) Nilai-nilai
kepentingan umum.
b) Nilai-nilai
kejujuran, keterbukaan, kebaikan
c) Nilai-nilai
kesejahteraan
d) Nilai-nilai
kesopanan, harga menghargai
e) Nilai-nilai
pertimbangan rasional, mampu membedakan sesuatu yang bersifat rahasia dan yang bukan rahasia.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam berkomunikasi adalah sebagai berikut :
a) Jangan
mempergunjingkan orang lain;
b) Jangan
memotong pembicaraan
c) Menjaga
nada bicara, agar jangan terlalu keras
d) Jika
bersin sebaiknya mulut ditutup
e) Menyimak
lawan bicara atau memperhatikan lawan bicara
Kalangan pelajar dan mahasiswa
pun tidak luput dari ketidaksadaran dalam ETIKA KOMUNIKASI. Etika Komunikasi
itu sendiri memiliki pengertian norma, nilai atau ukuran tingkah laku baik
dalam berkomunikasi di lingkungan bermasyarakat. Nilai-nilai yang ada pada
etiket tidak sepenuhnya dilakukan atau ditaati kalangan dalam berkomunikasi.
Dengan tidak menjalankan tiket, maka akan ada penilaian bagi pelajar atau
mahasiswa yang tidak sadar dalam etika komunikasi.
Kamis, 18 Februari 2016
YOUR FIGHT
Bagi sebagian orang mungkin akan menyerah begitu saja apabila didera oleh berbagai macam rintangan. Tidak setiap orang dilahirkan untuk menjadi seorang yang kuat. Rintangan yang dialami seseorang dapat berupa tidak memiliki motivasi, tidak mampu untuk beradaptasi, tidak memiliki keterampilan atau sebagainya. Kualitas internal seperti ini dapat menjadi rintangan. Tetapi bagi sebagian orang yang berhasil, itu mereka jadikan sebuah kesempatan untuk merubahnya. Mereka percaya rintangan dapat menghasilkan kegagalan, tetapi dari rintangan tersebut mereka menemukan jalan untuk keluar dari rintangan.Mereka dapat segera merespons krisis yang terjadi. Dengan cara memperbaiki kualitas internal dan mengembangkannya ditambah kesabaran pada prosesnya.
Orang yang menyadari bahwa ia memiliki kesempatan untuk mengembangkan dasar-dasar ketabahan adalah orang yang berpikir dengan cepat dan peka. Dengan pengalaman yang dijalani, ternyata mampu menghadapi tantangan. Dengan mengavaluasi pengalaman yang sudah pernah terjadi, kemudian membuat sebuah strategi untuk menjadi lebih baik. Berhasil menjalin hubungan yang positif dan memberi dukungan dan penerimaan.
Menetapkan pencapaian terbesar karier Anda adalah keputusan pribadi. Ini bisa sesuatu yang jelas atau samar. Tapi ini seharusnya membuat Anda bangga pada diri Anda dan memikirikannya. Jadi, berhenti sejenak lalu buat pilihan Anda.
His fight not my fight...
Sabtu, 13 Februari 2016
Kamis, 11 Februari 2016
MEDIA ONLINE yang BERPENGARUH TERHADAP PUBLIK
Dewasa ini media online banyak
yang disuguhi berita yang dapat memancing khalayak untuk berpikir negatif atau
memperburuk karakter seseorang. Medsos pun tidak kalah dengan posting yang
menampilkan aktivitas sebuah lembaga. Sebagai contoh adalah ketika sebuah
lembaga melakukan aktivitas untuk rekonsiliasi, seminar ataupun untuk merancang
sebuah kebijakan. Bagi publik yang berpikir positif mungkin mereka jenuh dengan
suasana ruangan, tetapi bagi sebagian khalayak dapat berupa pemborosan.
Pengaruh media memang besar bagi berita atau postingan yang disiarkan.
Postingan individu yang mewakili organisasi atau institusi dapat pula
mempengaruhi citra dari sebuah lembaga. Hal ini merupakan komunikasi ekternal.
Komunikasi ekternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan pihak
di luar organisasi, tetapi lebih banyak dilakukan oleh public relation officer. Komunikasi ekternal terdiri dari dua
jalur, yaitu komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan komunikasi dari
khalayak kepada organisasi.
1. Komunikasi
dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak
umumnya bersifat informatif yang dilakukan sedemikan rupa, sehingga khalayak
merasa memiliki keterlibatan atau paling tidak hubungan batin dengan
organisasi. Bentuknya adalah melalui media online, media cetak, atau media
sosial.
2. Komunikasi
dari khalayak kepada organisasi. Ini merupakan bentuk umpan balik dari
komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Informasi yang disebarkan oleh
organisasi kepada khlayak dapat menimbulkan kontroversi, maka hal ini disebut
sebagai public opinion. Opini publik ini sering kali merugikan organisasi, oleh
sebab itu perlu segera ditangani(Effendy,2009).
Kamis, 04 Februari 2016
Selasa, 02 Februari 2016
Rasa Empati yang Harus Dimiliki
Prestasi dalam diri manusia
berbeda-beda. Tingkat inteligensi manusia dapat diukur dan dikembangkan.
Prestasi manusia ada yang dibawah rata-rata, sedang, pintar dan jenius.
Seseorang yang memiliki prestasi yang dikatakan hampir sempurna belum tentu dibutuhkan
untuk menjadi seorang pemimpin bahkan seorang jenderal sekalipun. Penilaian
bagi orang yang berprestasi hampir sempurna ini, ternyata adalah kurangnya rasa
empati. Empati adalah kemampuan merasakan dalam diri Anda apa yang dirasakan
orang lain. Rasa empati akan menjadikan kita orang yang peka terhadap
seseorang. Dengan memiliki empati, kita akan terasah untuk memberikan solusi
bagi orang lain. Emotional Quotient ini yang dikembangkan bersamaan dengan
Intelligency Quotient. Perpaduan yang
hampir sempurna ini akan mejadikan diri kita menjadi bahan promosi atau
menjadikan diri kita sebagai sosok pemimpin.
Daniel Goleman di tahun 1995
meyakinkan kita bahwa justru EQ ( Emotional Quotient ) yang memegang peran
lebih penting. Mereka yang memiliki kematangan
EQ mampu memecahkan masalah dan mengatasi masalah emosional dan sosial. Saya
memiliki pengalaman bekerja dengan seorang Master Science. Pada awalnya saya
kurang menerima dengan pekerjaan yang diberikan karena menurut pandangan saya
ataupun orang lain yang kurang paham tidak sesuai dengan Strata yang saya
terima. Dari pengalaman tersebut, saya mengontrol emosi saya dengan bersabar
dan menerima pekerjaan tersebut. Master ini sedang memberikan contoh apa itu IQ
dan EQ. Dalam benak saya saat itu pengetahuan akan science benar – benar diuji.
Kecerdasan, Nalar, Logika, Daya Ingat, Hitungan, Analisa benar-benar diuji. EQ
yang berupa motivasi berprestasi, penempatan diri, empati, kontrol emosi tidak
luput dari ujian. Adaptasi saya dengan beliau memang dirasa kurang. Saat saya
menyadari bahwa itulah pelajaran untuk EQ
dan IQ saya. Bagaimana saya menalar dan berlogika dan mengontrol emosi
saya. Sehingga hasil yang didapatkan adalah memotivasi untuk berprestasi.
Dilain sisi saya mendapatkan
untuk mendaki gunung tertinggi saya membutuhkan SQ (Spiritual Quotient) dan AQ
( Adversity Quotient ). Bentuk dari SQ adalah Keseimbangan hidup, karakter
diri, Dunia-Akhirat, Jasmani-Rohani, Rasionalitas-Spiritualitas, Kejujuran,
Murah hati, Penyayang. Dari pengalaman tersebut karakter diri kita akan
dibentuk. Perasaan emosional yang saya hadapi hampir setiap hari. Saya tuangkan
kepada Tuhan baik dalam perjalanan pergi atau perjalanan pulang. Jangan
membedakan kasih sayang kepada orang lain. Bahkan menurut penilaian orang, intelligensi
saya dalam menghitung diragukan. Kejujuran saya kurang adalah bahwa, jelas
sekali saya mendapat gangguan berupa suara-suara. Menurut logika dan nalar
suara-suara itu memang tidak ada.
Dalah hal AQ yang berupa
kegigihan, semangat tinggi, Endurance, Pantang Menyerah, Quitters,
Campers,Climbers. Dalam hal ini Adversity Quitient kriteria sebagai climbers
paling dicari untuk menjadi orang yang paling depan. Tipikal climbers tidak
mudah putus asa dan tidak takut akan tantangan yang dihadapi. Ia tidak merasa
cepat puas diri, ia dapat melanjutkan perjuangannya sampai ia meraih apa yang
diinginkan. Tidak dapat dipungkiri kegagalan dapat dialaminya, tetapi ia akan
bangkit lagi sampai menuju puncak. Saya ingin mencontohkan climbers ini,
kegagalan yang pernah terjadi tidak akan membuat saya putus asa. Jawaban
kegagalan adalah ketidakmampuan atau ketidakmauan yang akan menjadikan diri
saya the quitters.
Sumber referensi : Dale Carneige Training
& MHMMD
Langganan:
Postingan (Atom)
Menghindar Keramain Kota,Dusun Bambu Bandung Aja
Bandung memang terkenal sebagai tujuan wisata yang menjadi pilihan pelancong di akhir pekan. Kita bisa wisata kuliner, wisata agro, wisata p...
-
Sekarang ini modus penipuan saya katakan semakin mahir dan berani. Mereka mengatur sedemikian baiknya, dari cara pengetikan hingga template...
-
Hati - hati apabila pernah menerima email untuk pekerjaan seperti dibawah ini : Saat ini situs pencari kerja menjadi tanda ...
-
Sebagai landmark dari Jakarta, Monas menjadi perhatian pengunjung lokal ataupun luar daerah. Ada pula pengunjung dari luar negeri yang men...