Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

TEROR MELALUI PENYAKIT SKIZOFRENIA

Target pada seseorang atau cara menjatuhkan lawan adalah dengan teror. Zaman dahulu dapat melalui surat berupa ancaman. Seperti tulisan mantan Mayor pada tahun 1983, yang memiliki asumsi , bahwa ancaman dapat berupa setiap gerakan diikuti atau telepon kita disadap. Dengan memberi ketakutan kepada lawan dan mengingatkan kejadian buruk   yang pernah dialami atau teror melalui pikiran dapat merusak jiwa dan akal sehat.   Teror dapat menekan batin seseorang untuk menjadi takut atau kita dapat melawanya dengan menenangkan diri dan lebih fokus dalam mengontrol otak agar tidak terpengaruh melalui imajinasi daya pikir. Ketakutan dari dalam diri dan memberi pikiran yang secara berulang dapat menimbulkan pikiran yang berat dan jiwa seseorang dapat merasa terancam. Tidak mungkin seorang mayor tersebut dikatakan stres dalam pekerjaannya dikarenakan tugas dan tanggung jawab yang berat di pundaknya. J angan terpengaruh melalui suara-suara yang kita dengar. Suara dapat mempengaruhi pikiran kita

SKIZOFRENIA

Gambar
Di zaman yang semakin berkembang ini berbagai macam penyakit mungkin saja didapat. Salah satu penyakit yang dapat dialami adalah skizofrenia. Skizofrenia merupakan penyakit dengan gangguan otak dan halusinasi.  Orang yang stres dapat berdampak atau berlanjut ke delusi. Dari delusi ini dapat timbul halusinasi suara-suara atau dapat juga dengan halusinasi penghlihatan. Halusinasi suara dapat berupa suara orang yang kita kenal,namun tidak ada keberadaan orangnya. Sedangkan, halusinasi penglihatan dapat berupa orang yang sudah meninggal atau orang yang masih hidup tetapi sebenarnya tidak ada kehadirannya disamping kita. Orang yang mendapat skizofrenia harus didukung oleh lingkungan,teman,dan keluarga. Penyakit skizofrenia ini dibilang tidak mudah penangananya. Mental yang kuat diperlukan untuk menjaga kesadaran dari orang yang menderita skizofrenia. Rasa percaya diri diperlukan oleh orang yang mempunyai penyakit skizofrenia. Percaya diri disini yang dimaksud adalah bahwa penderita skizofr

SEPATU RODA

Hampir anak remaja menyukai sepatu roda. Saya bermain sepatu sepatu roda tahun 1995 sampai dengan tahun 1996. Sejak itu anak remaja di Jakarta dan Tangerang sedang gemar olah raga Sepatu roda.  Sepatu roda merupakan olah raga yang berasal dari negara Belanda. Sedangkan di Indoensia sendiri sepatu roda dimulai sejak tahun 1978 oleh mahasiswa di Jakarta pada waktu itu. Kemudian Pemerintah membentuk Pengda Perserosi pada tanggal 7 Oktober 1979. Sepatu Roda memiliki ciri tersendiri, dengan berbentuk sepatu dan ditambah roda untuk memainkannya. Sepatu roda pada saat saya remaja dibilang sedang menjadi tren di tahunnya. Pada tahun ini sepatu roda, sudah mengalami perubahan. Dari yang beralas besi diinovasikan menjadi bentuk sepatu. Roda-rodanya pun berbaris.  Roda-rodanya pun dapat digonta-ganti. Berbagai kalangan pada saat itu menyukai olah raga sepatu roda. Dari kalangan anak-anak hingga kalangan dewasa. Dengan trik yang ada pada waktu itu, seperti bagaimana mengerem atau bagaimana c

MELANJUTKAN CITA-CITA

Sejak usia dini selayaknya anak atau generasi muda sudah dilatih untuk menerjemahkan cita-cita mereka ke dalam rencana dan langkah secara sistematis. Filosofi yunani Epictus mengatakan,“ first say to your self what you would be and then to do what you have to do : Engkau akan menjadi apa, kemudian lakukan apa yang harus kamu lakukan, pada akhirnya semua tergantu padamu.”Pertanyaan orang tua biasanya sama,yaitu akan menjadi apa dirimu kelak? Anak-anak biasanya menjawab ingin menjadi dokter, tentara, atau ingin menjadi seperti ayahnya.   Cita-cita pada waktu anak-anak memang temasuk mulia. Banyak dari kita yang kurang untuk melihat dari kemampuan anak kita sejak kecil. Anak-anak akan diberi kebebasan dalam memilih cita-citanya. Kemudian, orang tua akan menyokong cita-cita anaknya. Banyak yang gagal dalam mencapai cita-citanya semasa kecil. Biasanya saat remaja cita-cita atau keinginan berubah-ubah. Banyak faktor yang menyebabkan berubahnya niat dan keinginan. Faktor lingkungan atau fak