Sebuah kalimat dapat menyulut api peperangan, jangankan dalam
keluarga, satu negara pun dapat terjadi kerusuhan yang diakibatkan oleh
salah penalaran atau salah tafsir. Pernyataan Ahok yang disalah tafsir
oleh beberapa orang menjadi masalah besar bagi Indonesia. Masyarakat
yang berdemonstrasi hanya mengetahui beliau adalah sebagai penista
agama. Akibat yang ditimbulkan adalah demonstrasi besar-besaran di
Jakarta untuk membawa masalah tersebut ke ranah hukum. Buni Yani sebagai
seorang yang mengakui melakukan kesalahan pun meminta pendukung ahok
untuk mendinginkan suasana.
IQ diperlukan untuk manusia untuk
berbahasa, berhitung,menganalisis dan bernalar. Pentingnya IQ bagi
manusia agar setiap manusia dapat mencerna dari setiap kegiatannya.
Dominasi IQ diperlukan untuk kesuksesan manusia. Berbagai pro dan kontra
memang terjadi dari kalimat yang ucapkan oleh Ahok. Kalangan MUI
berpendapat bahwa Ahok telah melakukan penistaan agama. Pendapat ini
sah-sah saja karena diatur dalam UUD 1945 tentang kebebasan berpendapat,
Namun Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar sendiri pun menilai
bahwa Ahok tidak melakukan penistaan.
Penalaran setiap manusia
memang berbeda-beda. Perbedaan itu dapat terjadi dari bagaimana individu
memaknainya. Kesalahan dalam kalimat dapat membuat lawan bicara salah
kaprah dalam sehingga tidak mencapai makna yang sama. Saya sendiripun
terkadang tidak baik dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari.
KECERDASAN EMOSI
Indonesia sebagai
negara yang memiliki ragam budaya, agama, dan aliran kepercayaan dapat
mempertahankan kesatuan dengan adanya toleransi. Kita sebagai warga
negara pun sepatutnya turut menciptakan kesatuan tersebut. Dari tindakan
yang dilakukan oleh Ahok adalah beliau melakukan empati terhadap
masyarakat di kepulauan seribu. Namun, sayangnya tindakan ini ditanggapi
berbeda dari kalangan MUI. Ahok memang tidak berhak untuk memasuki
wilayah theologi islam, namun sebagai manusia dia memiliki empati untuk
menolong sesama dari segi intelligency.
Demonstrasi yang berujung
rusuh tersebut menandakan bahwa massa tidak dapat mengendalikan emosi.
Sikap mengendalikan amarah lebih baik ditunjukkan oleh demonstran yang
ingin memperjuangkan pendapatnya. Jangan sampai menyia-nyiakan empati
yang diberikan oleh pemerintah. Toh, negara kita adalah negara hukum.
Dari
peristiwa yang terjadi kita dapat melihat Ahok sudah memenangkan dari
segi pegetahuan. Masyarakat diajak untuk berpikir baik dan benar. Demi
keamanan negara Ahok telah meminta maaf kepada masyarakat yang
tersinggung dan tidak bermaksud untuk melecehkan agama islam.
Kecerdasan
emosi dan antisipasi yang ditunjukkan oleh Ahok dapat kita pelajari
dari peristiwa ini.Dengan antisipasi dan sikap tegas, Ahok menyatakan
tidak bermaksud untuk melakukan penistaan agama. Masyarakat sendirilah
yang akhirnya didikte oleh mereka yang sudah mencapai kecerdasan
IQ,EQ,SQ, dan AQ.
Selamat long learning....salam dari warga Banten