Minggu, 18 September 2016

HUKUM KEBIRI BAGI PELANGGAR HAM


Anak merupakan hadiah terindah bagi setiap orang tua. Dengan hadirnya anak, suatu saat mereka dapat memiliki hidup yang nyaman dan meraih masa depan. Mereka dapat hidup dengan bebas dan mendapatkan hak selama menjadi anak. Hak bagi anak pun diatur dalam undang-undang. Kasus pemerkosaan yang terjadi di Indonesia membuat para penegak hukum untuk memberikan efek jera bagi pelaku. Hal ini pun mendapat pro dan kontra yang ada di media cetak.

 

Negara kita tentu negara yang menghormati hukum, namun bagi sebagian orang awan yang bukan pada bidangnya melihat hukum itu sendiri menjadi buah simalakama. Seperti pengesahan Perppu Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan 2 atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan Anak. Presiden pun secara tegas mengesahkan undang-undang tersebut. Perppu yang mengatur hukum kebiri dan pemasangan chip, bagi pelaku yang pernah melakukannya atau memiliki lebih dari satu korban dan mengakibatkan korban mengalami trauma akan mendapat penambahan hukum yang baru ini.

EFEK JERA ATAU MELANGGAR HAM?

Perppu Nomor 1 Tahun 2016 yang baru disahkan pun mendapat respon kontra dari IDI sebagai eksekutor dalam pelaksanaan kebiri. Kalangan dokter sendiri menolak untuk memberikan suntikan kimia kepada pelaku tindak kekerasan seksual terhadap anak. Bagaimana dengan etika dari TNI, Polri, Lapas? Apakah mereka diperkenankan untuk melakukan hukuman kebiri atau pemasangan chip? Sebagai manusia tentu kita diajarkan untuk mengampuni atau memberi kesempatan bagi mereka yang berbuat salah. Dalam UUD 1945 pun diatur Hak manusia untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.

Agama manapun tentu mengajarkan umatnya untuk tidak membunuh. Bagaimana dengan pemerintah yang memberikan hukuman mati atau hukum kebiri kimia? bukankah itu sudah menggeser nilai-nilai agama.

Dengan adanya hukum kebiri kimia, negara kita akan menjadi negara yang melanggar konstitusinya sendiri. Penahanan selama 10 tahun atau 20 tahun bagi pelaku tindak kekerasan seksual terhadap anak bukankah cukup membuat mereka jera atas tindakan yang dilakukan. Pihak lapas pun tidak ingin menjadi lembaga yang sia-sia dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya agar para narapidana memiliki kembali nilai-nilai agama dan dapat diterima kembali di lingkungan masyarakat.

Senin, 12 September 2016

WAJAH MEDSOS di INDONESIA



Media Sosial adalah media internet yang komunikasinya satu arah ataupun dua arah dan digunakan untuk bersosialisasi  dalam dunia maya. Komunikasi satu arah dapat terjadi jika tidak adanya feedback dari komunikator.  Media sosial mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 2003, pada waktu itu Friendster dikenal dikalangan anak muda Indonesia. Media sosial yang dijadikan sebagai ajang pertemanan di seluruh dunia. Meskipun, sebelumnya telah ada mIRC sebagai media komunikasi antar seluruh dunia ataupun yahoo messenger dan blog. Awal mula Friendster inilah, media sosial banyak digunakan oleh netizen di Indonesia. Kemudian, selang dua tahun setelah itu munculah Facebook, instagram, dan path hingga sekarang ini. Medsos digunakan sebagai alat untuk mencari teman sekolah ataupun teman baru. Medsos pun dapat digunakan untuk menyimpan foto atau musik saat itu. Dengan medsos mereka dapat menemukan teman lama ataupun teman baru mereka, sehingga tetap menjaga hubungan baik dengan mereka.

Kerukanan beragama merupakan salah satu tujuan dari pendiri bangsa ini. Berbagai suku, agama dan ras ada di negeri yang mempunyai semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Arti dari Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi tetap satu. Kutipan bahasa sansekerta kitab Sutasoma ini memang tepat diterapkan di negara beragam suku, agama,ras dan antar golongan.  Kerukunan beragama di Indonesia saat ini dikatakan berjalan dengan baik, meskipun ada kejadian-kejadian yang menodai persatuan di Indonesia, hal itu bukanlah sebagai pemecah untuk menggoyangkan NKRI. Sikap tetap bersatu, saling menghormati dan menghargai tetap dipegang teguh saat ini. Kejadian yang menodai keberagaman ini dapat terjadi karena kurangnya sikap toleransi dari pihak ataupun individu. Hal yang berhubungan politik pun dapat menodai keberagaman beragama di Indonesia.

MEDSOS SEBAGAI PEMBUKA WAWASAN
Dengan berkembangnya medsos di Indonesia, masyarakat internet dapat menggunakan sebagai penyebar informasi layaknya surat kabar elektronik. Dengan mengandalkan keaktualan dan ketepatan dalam penyampaian informasi ini, tentu dapat memberikan pengaruh kepada setiap netizen yang membaca atau melihat medsos penggungah. Sebagai contoh Hari Raya Idul Adha pada 2016 ini, medsos akan dipenuhi dengan status selamat hari raya Idul Adha. Penggungah dapat menyimpan foto yang dapat menambah kerukunan umat beragama, meskipun melalui media sosial, hal ini dapat menjaga kerukunan umat beragama. Bagaimana sikap netizen? tentunya masyarakat internet dapat merasakan kebahagian psikologis dari hadirnya media sosial yang sehat. 

Dengan bebasnya menyatakan pendapat di berbagai media, ada kalanya media sosial dijadikan untuk ajang membully atau menghina. Seperti pemuda yang melakukan aksi pengeboman gereja di Medan. Beredar foto pelaku yang melakukan pengeboman di media sosial. Hal ini pun tidak luput dari kritik oleh masyarakat internet. Pengaruh negatif seperti ini dapat merusak jiwa dan mental dari masyarakat internet itu sendiri. Ancaman media yang mungkin dapat merusak kerukunan umat beragama. Ada pro dan kontra terhadap aksi yang dilakukan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan masyarakat internet yang mudah terpancing atau terpengaruh oleh media massa kemudian menggunggah di medsos untuk membully pelaku. Kurangnya rasa hati-hati dalam menggunggah pada media sosial ini dapat menimbulkan polemik. 

Masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat internet dituntut untuk menjaga kerukunan beragama di era media sosial. Hal ini tentu akan sejalan dengan misi pemerintah yang membangun karakter bangsa melalui program revolusi mental. Siapa yang layak menjaga? Tentunya kita semua yang menjaga, masyarakat internet dan pemerintah. Dengan berperilaku sopan santun, menerima perbedaan,anti kekerasan,  dan kasih sayang dalam dunia maya kita dapat menunjukan karakter bangsa Indonesia.

Jumat, 02 September 2016

PEMBATASAN USIA PELAMAR KERJA

Akan kemana Pelamar Usia 30 tahun keatas?

Perusahaan di Indonesia saat ini memiliki persyaratan untuk melamar pekerjaan. Selain persyaratan memiliki kemampuan dan pengalaman kerja, persyaratan yang diinginkan lainnya adalah umur. Beberapa iklan lowongan pekerjaaan menuntut umur pekerja sampai dengan usia 30 tahun. Bahkan, baru-baru ini lembaga non kementerian pun menuntut batasan usia pelamar. Sebuah strategi baru yang mungkin lebih baik atau juga dapat memojokkan strategi baru ini.

Peran seorang HRD Recruitment sebagai pemikir dan pencari calon tenaga kerja saat ini menjadi sebuah bumerang bagi strategi mereka. Batasan usia pelamar pekerja dirasa mengurangi hak setiap manusia untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak. Dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 2, berbunyi tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Bahkan, persyaratan usia pelamar bagi BUMN atau lembaga non kementerian jelas bertentangan dengan Pasal 28D ayat 3. Dikatakan bahwa, setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

Pengangguran di Indonesia saat ini berjumlah 7,02 juta jiwa dan Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 5,50 persen. Hasil dari BPS menunjukkan penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka dari 5,81 persen pada Februari 2015 menjadi 5,50 pada Februari 2016. Dengan adanya batasan usia pelamar pekerjaan, tentu akan menyempitkan peluang bagi pelamar yang berusia diatas usia maksimal. Kesempatan bagi mereka tertutup dengan adanya batasan usia. Hal lain yang dapat terjadi adalah tertutupnya kebutuhan mereka untuk memenuhi sandang, pangan, dan papan. Sebagai manusia memang tidak boleh menyerah dengan keadaan. Alternatif untuk memenuhi sandang, pangan dan papan ini dapat diakali dengan memulai usaha.

Apakah strategi hrd ini manusiawi?

Kebutuhan primer manusia dapat dipenuhi dengan bekerja. Kebutuhan yang diperlukan adalah  makanan, minuman, seks, tidur dan oksigen. Kebutuhan-kebutuhan ini adalah sebagai upaya untuk mempertahankan hidup di dunia.  Pekerjaan dengan level terendah pun dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan sandang,pangan dan papannya.

Hal ini pun dijamin oleh negara dalam UUD 1945 pasal 28A, 28B, 28C, 28D, 29E, 28F,28G,28H,28I,28J. Dalam pasal ini dijelaskan Hak Asasi Manusia, kebutuhan warga negara pun dijamin dalam UUD 1945. Undang-undang yang dapat menjadi dasar kita untuk melakukan sebuah keputusan atau kebijaksanaan.


Sebagai makhluk sosial, tentu kita mempunyai rasa keadilan. Keadilan yang sama bagi siapa pun juga. Rasa keadilan yang tertanam dan diajarkan sejak di bangku sekolah. Dengan rasa Keadilan ini dapat mengajarkan kita pada kebijaksanaan pada suatu keputusan.

Kamis, 25 Agustus 2016

ARISAN SAHATA ARUAN

Pung Sahata

Sahata Aruan diambil dari nama leluhur keluarga Aruan, dari nama inilah arisan pung Sahata diadakan. Beliau tinggal di kampung Aruan, Laguboti, Sumatera Utara, begitupula dengan anak-anaknya hingga besar. Alm. Sahata Aruan memiliki 6 anak dan sampai saat ini generasi dari alm. Sahata Aruan sudah memiliki cicit. Keluarga dari alm.pung sahata berada di berbagai wilayah Indonesia.  Peserta atau anggota dari arisan ini tentunya adalah anak,cucu, dan cicit dari alm. Sahata Aruan. Arisan ini pun diadakan di Jabodetabek karena sebagian besar keturunan dari alm. Sahata Aruan berdomisili di Jabodetabek.

Arisan yang sudah lebih 20 tahun ini diadakan setiap satu bulan sekali. Untuk mengikuti arisan dari pung Sahata ini harus mendaftarkan kepada pengurus organisasi. Arisan ini tidak seperti arisan –arisan yang lainnya. Arisan ini tidak diundi dan arisan ini diperlukan sebuah kesukarelaan keluarga agar dapat diadakan arisan ini. 

Keluarga yang rumahnya dijadikan arisan wajib menyediakan makan dan minum. Makanan khas batak pasti tersedia pada arisan ini. Keluarga yang menjadi tuan rumah pun tidak perlu pusing untuk memikirkan biaya makan dan minum. Setiap keluarga peserta arisan atau anggota akan membayar Rp 100.000 untuk membantu terlaksananya arisan tersebut.

Ibadah pun tidak dilupakan dari  susunan acara arisan pung Sahata. Sebagian besar keluarga besar dari pung sahata ini menganut agama Kristen Protestan. Ibadah dilaksanakan selepas acara makan siang. Ibadah ini dijadikan untuk memuji dan memulikan nama Tuhan serta sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia-Nya. 
 Pemimpin ibadah arisan ini adalah pendeta atau evangelis jika berhalangan hadir.

Komunikasi dalam pung Sahata Aruan

Dengan berkumpulnya keluarga Aruan pung Sahata, maka akan terjalin komunikasi yang efektif dalam arisan ini. Setiap anggota keluarga dapat menjadi komunikan ataupun komunikator. Dengan saling bertatap muka, maka terjalinlah sebuah komunikasi.

Arisan merupakan wadah pemersatu bagi keluarga besar pung Sahata Aruan. Anak-anak turut hadir dalam arisan tersebut. Kebersamaan tampak pada arisan ini agar kelak nanti anak-anak mereka dapat melanjutkan tradisi dari orang tua mereka. Anak-anak diajarkan untuk mengenal keluarga besar mereka.
Perkenalan diri menjadi bentuk keberanian untuk berkomunikasi di sebuah kelompok. Setiap individu berusaha menjadi komunikator pada saat itu. Hal lain yang didapat dari generasi anak adalah demokrasi. Mereka dapat mengamati orang tua mereka sebagai seorang jiwa pemimpin. Dari setiap individu mereka dapat mempelajari setiap karakteristik.

Bagi para orang tua pun arisan ini dapat menjadi sumber informasi. Dengan pertemuan ini mereka mendapatkan kabar-kabar dari keluarga lainnya. Seperti keadaan dari keluarga Aruan lainnya ataupun informasi mengenai politik, budaya, dan karir. Polarisasi pun dapat terjadi dalam komunikasi kelompok di keluarga pung Sahata ini. Situasi politik ataupun perdebatan dalam struktur organisasi gereja. Kerja sama dalam kelompok ini efektif dengan adanya kunjungan bagi anggota yang sakit ataupun anggota yang anaknya menikah. Peran anggota kelompok diperlukan untuk penyelesasian tugas atau tanggung jawab.

Kebersamaan yang dirasa dari makan bersama dengan keluarga besar bagi anak-anak. Jiwa bersosial dapat tumbuh dengan adanya arisan pung Sahata bagi kelompok ini. Hal lain yang didapat dari arisan pung sahata bagi perkembangan anak adalah komunikasi kelompok. Mereka dapat belajar berorganisasi kelak nanti. Dalam pribadi sebagai anak, mereka dapat belajar akan karakter dari orang tua ataupun teman sebaya mereka. Sehingga dalam lingkungan masyarakat mereka tidak canggung dalam berkomunikasi dan bersosial.


Pung Sahata Sahata Aruan diambil dari nama leluhur keluarga Aruan, dari nama inilah arisan pung Sahata diadakan. Beliau tinggal di kampung Aruan, Laguboti, Sumatera Utara, begitupula dengan anak-anaknya hingga besar. Alm. Sahata Aruan memiliki 6 anak dan sampai saat ini generasi dari alm. Sahata Aruan sudah memiliki cicit. Keluarga dari alm.pung sahata berada di berbagai wilayah Indonesia. Peserta atau anggota dari arisan ini tentunya adalah anak,cucu, dan cicit dari alm. Sahata Aruan. Arisan ini pun diadakan di Jabodetabek karena sebagian besar keturunan dari alm. Sahata Aruan berdomisili di Jabodetabek. Arisan yang sudah lebih 20 tahun ini diadakan setiap satu bulan sekali. Untuk mengikuti arisan dari pung Sahata ini harus mendaftarkan kepada pengurus organisasi. Arisan ini tidak seperti arisan –arisan yang lainnya. Arisan ini tidak diundi dan arisan ini diperlukan sebuah kesukarelaan keluarga agar dapat diadakan arisan ini. Keluarga yang rumahnya dijadikan arisan wajib menyediakan makan dan minum. Makanan khas batak pasti tersedia pada arisan ini. Keluarga yang menjadi tuan rumah pun tidak perlu pusing untuk memikirkan biaya makan dan minum. Setiap keluarga peserta arisan atau anggota akan membayar Rp 100.000 untuk membantu terlaksananya arisan tersebut. Ibadah pun tidak dilupakan dari susunan acara arisan pung Sahata. Sebagian besar keluarga besar dari pung sahata ini menganut agama Kristen Protestan. Ibadah dilaksanakan selepas acara makan siang. Ibadah ini dijadikan untuk memuji dan memulikan nama Tuhan serta sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia-Nya. Pemimpin ibadah arisan ini adalah pendeta atau evangelis jika berhalangan hadir. Komunikasi dalam pung Sahata Aruan Dengan berkumpulnya keluarga Aruan pung Sahata, maka akan terjalin komunikasi yang efektif dalam arisan ini. Setiap anggota keluarga dapat menjadi komunikan ataupun komunikator. Dengan saling bertatap muka, maka terjalinlah sebuah komunikasi. Arisan merupakan wadah pemersatu bagi keluarga besar pung Sahata Aruan. Anak-anak turut hadir dalam arisan tersebut. Kebersamaan tampak pada arisan ini agar kelak nanti anak-anak mereka dapat melanjutkan tradisi dari orang tua mereka. Anak-anak diajarkan untuk mengenal keluarga besar mereka. Perkenalan diri menjadi bentuk keberanian untuk berkomunikasi di sebuah kelompok. Setiap individu berusaha menjadi komunikator pada saat itu. Hal lain yang didapat dari generasi anak adalah demokrasi. Mereka dapat mengamati orang tua mereka sebagai seorang jiwa pemimpin. Dari setiap individu mereka dapat mempelajari setiap karakteristik. Bagi para orang tua pun arisan ini dapat menjadi sumber informasi. Dengan pertemuan ini mereka mendapatkan kabar-kabar dari keluarga lainnya. Seperti keadaan dari keluarga Aruan lainnya ataupun informasi mengenai politik, budaya, dan karir. Polarisasi pun dapat terjadi dalam komunikasi kelompok di keluarga pung Sahata ini. Situasi politik ataupun perdebatan dalam struktur organisasi gereja. Kerja sama dalam kelompok ini efektif dengan adanya kunjungan bagi anggota yang sakit ataupun anggota yang anaknya menikah. Peran anggota kelompok diperlukan untuk penyelesasian tugas atau tanggung jawab. Kebersamaan yang dirasa dari makan bersama dengan keluarga besar bagi anak-anak. Jiwa bersosial dapat tumbuh dengan adanya arisan pung Sahata bagi kelompok ini. Hal lain yang didapat dari arisan pung sahata bagi perkembangan anak adalah komunikasi kelompok. Mereka dapat belajar berorganisasi kelak nanti. Dalam pribadi sebagai anak, mereka dapat belajar akan karakter dari orang tua ataupun teman sebaya mereka. Sehingga dalam lingkungan masyarakat mereka tidak canggung dalam berkomunikasi dan bersosial. FACEBOOK : Manuntun Aruan Twitter : @manuntunaruan Manuntun Aruan /vito7 http://manuntunaruan.blogspot.co.id Selengkapnya...

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/vito7/arisan-sahata-aruan_57bf0892c523bd9050fa4e5c
Pung Sahata Sahata Aruan diambil dari nama leluhur keluarga Aruan, dari nama inilah arisan pung Sahata diadakan. Beliau tinggal di kampung Aruan, Laguboti, Sumatera Utara, begitupula dengan anak-anaknya hingga besar. Alm. Sahata Aruan memiliki 6 anak dan sampai saat ini generasi dari alm. Sahata Aruan sudah memiliki cicit. Keluarga dari alm.pung sahata berada di berbagai wilayah Indonesia. Peserta atau anggota dari arisan ini tentunya adalah anak,cucu, dan cicit dari alm. Sahata Aruan. Arisan ini pun diadakan di Jabodetabek karena sebagian besar keturunan dari alm. Sahata Aruan berdomisili di Jabodetabek. Arisan yang sudah lebih 20 tahun ini diadakan setiap satu bulan sekali. Untuk mengikuti arisan dari pung Sahata ini harus mendaftarkan kepada pengurus organisasi. Arisan ini tidak seperti arisan –arisan yang lainnya. Arisan ini tidak diundi dan arisan ini diperlukan sebuah kesukarelaan keluarga agar dapat diadakan arisan ini. Keluarga yang rumahnya dijadikan arisan wajib menyediakan makan dan minum. Makanan khas batak pasti tersedia pada arisan ini. Keluarga yang menjadi tuan rumah pun tidak perlu pusing untuk memikirkan biaya makan dan minum. Setiap keluarga peserta arisan atau anggota akan membayar Rp 100.000 untuk membantu terlaksananya arisan tersebut. Ibadah pun tidak dilupakan dari susunan acara arisan pung Sahata. Sebagian besar keluarga besar dari pung sahata ini menganut agama Kristen Protestan. Ibadah dilaksanakan selepas acara makan siang. Ibadah ini dijadikan untuk memuji dan memulikan nama Tuhan serta sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia-Nya. Pemimpin ibadah arisan ini adalah pendeta atau evangelis jika berhalangan hadir. Komunikasi dalam pung Sahata Aruan Dengan berkumpulnya keluarga Aruan pung Sahata, maka akan terjalin komunikasi yang efektif dalam arisan ini. Setiap anggota keluarga dapat menjadi komunikan ataupun komunikator. Dengan saling bertatap muka, maka terjalinlah sebuah komunikasi. Arisan merupakan wadah pemersatu bagi keluarga besar pung Sahata Aruan. Anak-anak turut hadir dalam arisan tersebut. Kebersamaan tampak pada arisan ini agar kelak nanti anak-anak mereka dapat melanjutkan tradisi dari orang tua mereka. Anak-anak diajarkan untuk mengenal keluarga besar mereka. Perkenalan diri menjadi bentuk keberanian untuk berkomunikasi di sebuah kelompok. Setiap individu berusaha menjadi komunikator pada saat itu. Hal lain yang didapat dari generasi anak adalah demokrasi. Mereka dapat mengamati orang tua mereka sebagai seorang jiwa pemimpin. Dari setiap individu mereka dapat mempelajari setiap karakteristik. Bagi para orang tua pun arisan ini dapat menjadi sumber informasi. Dengan pertemuan ini mereka mendapatkan kabar-kabar dari keluarga lainnya. Seperti keadaan dari keluarga Aruan lainnya ataupun informasi mengenai politik, budaya, dan karir. Polarisasi pun dapat terjadi dalam komunikasi kelompok di keluarga pung Sahata ini. Situasi politik ataupun perdebatan dalam struktur organisasi gereja. Kerja sama dalam kelompok ini efektif dengan adanya kunjungan bagi anggota yang sakit ataupun anggota yang anaknya menikah. Peran anggota kelompok diperlukan untuk penyelesasian tugas atau tanggung jawab. Kebersamaan yang dirasa dari makan bersama dengan keluarga besar bagi anak-anak. Jiwa bersosial dapat tumbuh dengan adanya arisan pung Sahata bagi kelompok ini. Hal lain yang didapat dari arisan pung sahata bagi perkembangan anak adalah komunikasi kelompok. Mereka dapat belajar berorganisasi kelak nanti. Dalam pribadi sebagai anak, mereka dapat belajar akan karakter dari orang tua ataupun teman sebaya mereka. Sehingga dalam lingkungan masyarakat mereka tidak canggung dalam berkomunikasi dan bersosial.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/vito7/arisan-sahata-aruan_57bf0892c523bd9050fa4e5c
Pung Sahata Sahata Aruan diambil dari nama leluhur keluarga Aruan, dari nama inilah arisan pung Sahata diadakan. Beliau tinggal di kampung Aruan, Laguboti, Sumatera Utara, begitupula dengan anak-anaknya hingga besar. Alm. Sahata Aruan memiliki 6 anak dan sampai saat ini generasi dari alm. Sahata Aruan sudah memiliki cicit. Keluarga dari alm.pung sahata berada di berbagai wilayah Indonesia. Peserta atau anggota dari arisan ini tentunya adalah anak,cucu, dan cicit dari alm. Sahata Aruan. Arisan ini pun diadakan di Jabodetabek karena sebagian besar keturunan dari alm. Sahata Aruan berdomisili di Jabodetabek. Arisan yang sudah lebih 20 tahun ini diadakan setiap satu bulan sekali. Untuk mengikuti arisan dari pung Sahata ini harus mendaftarkan kepada pengurus organisasi. Arisan ini tidak seperti arisan –arisan yang lainnya. Arisan ini tidak diundi dan arisan ini diperlukan sebuah kesukarelaan keluarga agar dapat diadakan arisan ini. Keluarga yang rumahnya dijadikan arisan wajib menyediakan makan dan minum. Makanan khas batak pasti tersedia pada arisan ini. Keluarga yang menjadi tuan rumah pun tidak perlu pusing untuk memikirkan biaya makan dan minum. Setiap keluarga peserta arisan atau anggota akan membayar Rp 100.000 untuk membantu terlaksananya arisan tersebut. Ibadah pun tidak dilupakan dari susunan acara arisan pung Sahata. Sebagian besar keluarga besar dari pung sahata ini menganut agama Kristen Protestan. Ibadah dilaksanakan selepas acara makan siang. Ibadah ini dijadikan untuk memuji dan memulikan nama Tuhan serta sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia-Nya. Pemimpin ibadah arisan ini adalah pendeta atau evangelis jika berhalangan hadir. Komunikasi dalam pung Sahata Aruan Dengan berkumpulnya keluarga Aruan pung Sahata, maka akan terjalin komunikasi yang efektif dalam arisan ini. Setiap anggota keluarga dapat menjadi komunikan ataupun komunikator. Dengan saling bertatap muka, maka terjalinlah sebuah komunikasi. Arisan merupakan wadah pemersatu bagi keluarga besar pung Sahata Aruan. Anak-anak turut hadir dalam arisan tersebut. Kebersamaan tampak pada arisan ini agar kelak nanti anak-anak mereka dapat melanjutkan tradisi dari orang tua mereka. Anak-anak diajarkan untuk mengenal keluarga besar mereka. Perkenalan diri menjadi bentuk keberanian untuk berkomunikasi di sebuah kelompok. Setiap individu berusaha menjadi komunikator pada saat itu. Hal lain yang didapat dari generasi anak adalah demokrasi. Mereka dapat mengamati orang tua mereka sebagai seorang jiwa pemimpin. Dari setiap individu mereka dapat mempelajari setiap karakteristik. Bagi para orang tua pun arisan ini dapat menjadi sumber informasi. Dengan pertemuan ini mereka mendapatkan kabar-kabar dari keluarga lainnya. Seperti keadaan dari keluarga Aruan lainnya ataupun informasi mengenai politik, budaya, dan karir. Polarisasi pun dapat terjadi dalam komunikasi kelompok di keluarga pung Sahata ini. Situasi politik ataupun perdebatan dalam struktur organisasi gereja. Kerja sama dalam kelompok ini efektif dengan adanya kunjungan bagi anggota yang sakit ataupun anggota yang anaknya menikah. Peran anggota kelompok diperlukan untuk penyelesasian tugas atau tanggung jawab. Kebersamaan yang dirasa dari makan bersama dengan keluarga besar bagi anak-anak. Jiwa bersosial dapat tumbuh dengan adanya arisan pung Sahata bagi kelompok ini. Hal lain yang didapat dari arisan pung sahata bagi perkembangan anak adalah komunikasi kelompok. Mereka dapat belajar berorganisasi kelak nanti. Dalam pribadi sebagai anak, mereka dapat belajar akan karakter dari orang tua ataupun teman sebaya mereka. Sehingga dalam lingkungan masyarakat mereka tidak canggung dalam berkomunikasi dan bersosial.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/vito7/arisan-sahata-aruan_57bf0892c523bd9050fa4e5c
Pung Sahata Sahata Aruan diambil dari nama leluhur keluarga Aruan, dari nama inilah arisan pung Sahata diadakan. Beliau tinggal di kampung Aruan, Laguboti, Sumatera Utara, begitupula dengan anak-anaknya hingga besar. Alm. Sahata Aruan memiliki 6 anak dan sampai saat ini generasi dari alm. Sahata Aruan sudah memiliki cicit. Keluarga dari alm.pung sahata berada di berbagai wilayah Indonesia. Peserta atau anggota dari arisan ini tentunya adalah anak,cucu, dan cicit dari alm. Sahata Aruan. Arisan ini pun diadakan di Jabodetabek karena sebagian besar keturunan dari alm. Sahata Aruan berdomisili di Jabodetabek. Arisan yang sudah lebih 20 tahun ini diadakan setiap satu bulan sekali. Untuk mengikuti arisan dari pung Sahata ini harus mendaftarkan kepada pengurus organisasi. Arisan ini tidak seperti arisan –arisan yang lainnya. Arisan ini tidak diundi dan arisan ini diperlukan sebuah kesukarelaan keluarga agar dapat diadakan arisan ini. Keluarga yang rumahnya dijadikan arisan wajib menyediakan makan dan minum. Makanan khas batak pasti tersedia pada arisan ini. Keluarga yang menjadi tuan rumah pun tidak perlu pusing untuk memikirkan biaya makan dan minum. Setiap keluarga peserta arisan atau anggota akan membayar Rp 100.000 untuk membantu terlaksananya arisan tersebut. Ibadah pun tidak dilupakan dari susunan acara arisan pung Sahata. Sebagian besar keluarga besar dari pung sahata ini menganut agama Kristen Protestan. Ibadah dilaksanakan selepas acara makan siang. Ibadah ini dijadikan untuk memuji dan memulikan nama Tuhan serta sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia-Nya. Pemimpin ibadah arisan ini adalah pendeta atau evangelis jika berhalangan hadir. Komunikasi dalam pung Sahata Aruan Dengan berkumpulnya keluarga Aruan pung Sahata, maka akan terjalin komunikasi yang efektif dalam arisan ini. Setiap anggota keluarga dapat menjadi komunikan ataupun komunikator. Dengan saling bertatap muka, maka terjalinlah sebuah komunikasi. Arisan merupakan wadah pemersatu bagi keluarga besar pung Sahata Aruan. Anak-anak turut hadir dalam arisan tersebut. Kebersamaan tampak pada arisan ini agar kelak nanti anak-anak mereka dapat melanjutkan tradisi dari orang tua mereka. Anak-anak diajarkan untuk mengenal keluarga besar mereka. Perkenalan diri menjadi bentuk keberanian untuk berkomunikasi di sebuah kelompok. Setiap individu berusaha menjadi komunikator pada saat itu. Hal lain yang didapat dari generasi anak adalah demokrasi. Mereka dapat mengamati orang tua mereka sebagai seorang jiwa pemimpin. Dari setiap individu mereka dapat mempelajari setiap karakteristik. Bagi para orang tua pun arisan ini dapat menjadi sumber informasi. Dengan pertemuan ini mereka mendapatkan kabar-kabar dari keluarga lainnya. Seperti keadaan dari keluarga Aruan lainnya ataupun informasi mengenai politik, budaya, dan karir. Polarisasi pun dapat terjadi dalam komunikasi kelompok di keluarga pung Sahata ini. Situasi politik ataupun perdebatan dalam struktur organisasi gereja. Kerja sama dalam kelompok ini efektif dengan adanya kunjungan bagi anggota yang sakit ataupun anggota yang anaknya menikah. Peran anggota kelompok diperlukan untuk penyelesasian tugas atau tanggung jawab. Kebersamaan yang dirasa dari makan bersama dengan keluarga besar bagi anak-anak. Jiwa bersosial dapat tumbuh dengan adanya arisan pung Sahata bagi kelompok ini. Hal lain yang didapat dari arisan pung sahata bagi perkembangan anak adalah komunikasi kelompok. Mereka dapat belajar berorganisasi kelak nanti. Dalam pribadi sebagai anak, mereka dapat belajar akan karakter dari orang tua ataupun teman sebaya mereka. Sehingga dalam lingkungan masyarakat mereka tidak canggung dalam berkomunikasi dan bersosial.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/vito7/arisan-sahata-aruan_57bf0892c523bd9050fa4e5c
Pung Sahata Sahata Aruan diambil dari nama leluhur keluarga Aruan, dari nama inilah arisan pung Sahata diadakan. Beliau tinggal di kampung Aruan, Laguboti, Sumatera Utara, begitupula dengan anak-anaknya hingga besar. Alm. Sahata Aruan memiliki 6 anak dan sampai saat ini generasi dari alm. Sahata Aruan sudah memiliki cicit. Keluarga dari alm.pung sahata berada di berbagai wilayah Indonesia. Peserta atau anggota dari arisan ini tentunya adalah anak,cucu, dan cicit dari alm. Sahata Aruan. Arisan ini pun diadakan di Jabodetabek karena sebagian besar keturunan dari alm. Sahata Aruan berdomisili di Jabodetabek. Arisan yang sudah lebih 20 tahun ini diadakan setiap satu bulan sekali. Untuk mengikuti arisan dari pung Sahata ini harus mendaftarkan kepada pengurus organisasi. Arisan ini tidak seperti arisan –arisan yang lainnya. Arisan ini tidak diundi dan arisan ini diperlukan sebuah kesukarelaan keluarga agar dapat diadakan arisan ini. Keluarga yang rumahnya dijadikan arisan wajib menyediakan makan dan minum. Makanan khas batak pasti tersedia pada arisan ini. Keluarga yang menjadi tuan rumah pun tidak perlu pusing untuk memikirkan biaya makan dan minum. Setiap keluarga peserta arisan atau anggota akan membayar Rp 100.000 untuk membantu terlaksananya arisan tersebut. Ibadah pun tidak dilupakan dari susunan acara arisan pung Sahata. Sebagian besar keluarga besar dari pung sahata ini menganut agama Kristen Protestan. Ibadah dilaksanakan selepas acara makan siang. Ibadah ini dijadikan untuk memuji dan memulikan nama Tuhan serta sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia-Nya. Pemimpin ibadah arisan ini adalah pendeta atau evangelis jika berhalangan hadir. Komunikasi dalam pung Sahata Aruan Dengan berkumpulnya keluarga Aruan pung Sahata, maka akan terjalin komunikasi yang efektif dalam arisan ini. Setiap anggota keluarga dapat menjadi komunikan ataupun komunikator. Dengan saling bertatap muka, maka terjalinlah sebuah komunikasi. Arisan merupakan wadah pemersatu bagi keluarga besar pung Sahata Aruan. Anak-anak turut hadir dalam arisan tersebut. Kebersamaan tampak pada arisan ini agar kelak nanti anak-anak mereka dapat melanjutkan tradisi dari orang tua mereka. Anak-anak diajarkan untuk mengenal keluarga besar mereka. Perkenalan diri menjadi bentuk keberanian untuk berkomunikasi di sebuah kelompok. Setiap individu berusaha menjadi komunikator pada saat itu. Hal lain yang didapat dari generasi anak adalah demokrasi. Mereka dapat mengamati orang tua mereka sebagai seorang jiwa pemimpin. Dari setiap individu mereka dapat mempelajari setiap karakteristik. Bagi para orang tua pun arisan ini dapat menjadi sumber informasi. Dengan pertemuan ini mereka mendapatkan kabar-kabar dari keluarga lainnya. Seperti keadaan dari keluarga Aruan lainnya ataupun informasi mengenai politik, budaya, dan karir. Polarisasi pun dapat terjadi dalam komunikasi kelompok di keluarga pung Sahata ini. Situasi politik ataupun perdebatan dalam struktur organisasi gereja. Kerja sama dalam kelompok ini efektif dengan adanya kunjungan bagi anggota yang sakit ataupun anggota yang anaknya menikah. Peran anggota kelompok diperlukan untuk penyelesasian tugas atau tanggung jawab. Kebersamaan yang dirasa dari makan bersama dengan keluarga besar bagi anak-anak. Jiwa bersosial dapat tumbuh dengan adanya arisan pung Sahata bagi kelompok ini. Hal lain yang didapat dari arisan pung sahata bagi perkembangan anak adalah komunikasi kelompok. Mereka dapat belajar berorganisasi kelak nanti. Dalam pribadi sebagai anak, mereka dapat belajar akan karakter dari orang tua ataupun teman sebaya mereka. Sehingga dalam lingkungan masyarakat mereka tidak canggung dalam berkomunikasi dan bersosial.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/vito7/arisan-sahata-aruan_57bf0892c523bd9050fa4e5c
Pung Sahata Sahata Aruan diambil dari nama leluhur keluarga Aruan, dari nama inilah arisan pung Sahata diadakan. Beliau tinggal di kampung Aruan, Laguboti, Sumatera Utara, begitupula dengan anak-anaknya hingga besar. Alm. Sahata Aruan memiliki 6 anak dan sampai saat ini generasi dari alm. Sahata Aruan sudah memiliki cicit. Keluarga dari alm.pung sahata berada di berbagai wilayah Indonesia. Peserta atau anggota dari arisan ini tentunya adalah anak,cucu, dan cicit dari alm. Sahata Aruan. Arisan ini pun diadakan di Jabodetabek karena sebagian besar keturunan dari alm. Sahata Aruan berdomisili di Jabodetabek. Arisan yang sudah lebih 20 tahun ini diadakan setiap satu bulan sekali. Untuk mengikuti arisan dari pung Sahata ini harus mendaftarkan kepada pengurus organisasi. Arisan ini tidak seperti arisan –arisan yang lainnya. Arisan ini tidak diundi dan arisan ini diperlukan sebuah kesukarelaan keluarga agar dapat diadakan arisan ini. Keluarga yang rumahnya dijadikan arisan wajib menyediakan makan dan minum. Makanan khas batak pasti tersedia pada arisan ini. Keluarga yang menjadi tuan rumah pun tidak perlu pusing untuk memikirkan biaya makan dan minum. Setiap keluarga peserta arisan atau anggota akan membayar Rp 100.000 untuk membantu terlaksananya arisan tersebut. Ibadah pun tidak dilupakan dari susunan acara arisan pung Sahata. Sebagian besar keluarga besar dari pung sahata ini menganut agama Kristen Protestan. Ibadah dilaksanakan selepas acara makan siang. Ibadah ini dijadikan untuk memuji dan memulikan nama Tuhan serta sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia-Nya. Pemimpin ibadah arisan ini adalah pendeta atau evangelis jika berhalangan hadir. Komunikasi dalam pung Sahata Aruan Dengan berkumpulnya keluarga Aruan pung Sahata, maka akan terjalin komunikasi yang efektif dalam arisan ini. Setiap anggota keluarga dapat menjadi komunikan ataupun komunikator. Dengan saling bertatap muka, maka terjalinlah sebuah komunikasi. Arisan merupakan wadah pemersatu bagi keluarga besar pung Sahata Aruan. Anak-anak turut hadir dalam arisan tersebut. Kebersamaan tampak pada arisan ini agar kelak nanti anak-anak mereka dapat melanjutkan tradisi dari orang tua mereka. Anak-anak diajarkan untuk mengenal keluarga besar mereka. Perkenalan diri menjadi bentuk keberanian untuk berkomunikasi di sebuah kelompok. Setiap individu berusaha menjadi komunikator pada saat itu. Hal lain yang didapat dari generasi anak adalah demokrasi. Mereka dapat mengamati orang tua mereka sebagai seorang jiwa pemimpin. Dari setiap individu mereka dapat mempelajari setiap karakteristik. Bagi para orang tua pun arisan ini dapat menjadi sumber informasi. Dengan pertemuan ini mereka mendapatkan kabar-kabar dari keluarga lainnya. Seperti keadaan dari keluarga Aruan lainnya ataupun informasi mengenai politik, budaya, dan karir. Polarisasi pun dapat terjadi dalam komunikasi kelompok di keluarga pung Sahata ini. Situasi politik ataupun perdebatan dalam struktur organisasi gereja. Kerja sama dalam kelompok ini efektif dengan adanya kunjungan bagi anggota yang sakit ataupun anggota yang anaknya menikah. Peran anggota kelompok diperlukan untuk penyelesasian tugas atau tanggung jawab. Kebersamaan yang dirasa dari makan bersama dengan keluarga besar bagi anak-anak. Jiwa bersosial dapat tumbuh dengan adanya arisan pung Sahata bagi kelompok ini. Hal lain yang didapat dari arisan pung sahata bagi perkembangan anak adalah komunikasi kelompok. Mereka dapat belajar berorganisasi kelak nanti. Dalam pribadi sebagai anak, mereka dapat belajar akan karakter dari orang tua ataupun teman sebaya mereka. Sehingga dalam lingkungan masyarakat mereka tidak canggung dalam berkomunikasi dan bersosial.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/vito7/arisan-sahata-aruan_57bf0892c523bd9050fa4e5c

Rabu, 24 Agustus 2016

Virus Pasar Gelap

Indonesia sebagai negara yang akan bergerak maju dalam ekonomi tidak luput dari wabah produk pasar gelap. Barang- barang tersebut dapat terjual di berbagai mall atau pasar-pasar dan tidak lupa pedagang kaki lima pun dapat menjual produk tersebut.  Konsumen memang tergiur dengan produk pasar gelap ini dikarenakan barang dengan harga yang lebih murah. Berbagai produk seperti tas, dvd, sepatu, alat elektronik menjadi sasaran para konsumen. Barang pasar gelap ini pun mengandalkan garansi toko atau tidak memiliki garansi.

Perlindungan akan hak cipta sudah diatur di negara kita. Bahkan, peringatan kepada pedagang yang menjual pun sudah dilakukan. Kenyataan yang terjadi di negara ini adalah secarik kertas tanpa disadari akan isi dan makna dari peringatan tersebut. Barang - barang dengan merk ternama pun tetap bertebaran di salah satu ITC di Jakarta.

Hormati Hak Cipta

Hukum di negara kita memang seperti buah simalakama. Ketentuan yang mengatur dan mengikat masyarakat untuk berjalan sesuai dengan aturan pun dapat dirasa memakan si pembuat aturan. Sebagai contoh adalah salah satu institusi dirasa dapat melakukan pembajakan atau pelanggaran yang jelas aturan dan peraturannya. Pelaksanaan dari undang-undang ini memang belum terlihat sempurna. Penindakan akan cd/dvd bajakan memang marak dilakukan, namun belum menyikat habis para pelanggar hak cipta ini.

Potret yang terlihat di berbagai tempat perdagangan tidak dapat lepas juga dari peran penyewa tempat tersebut. Hal ini sebagai tanggung jawab pengusaha, pemerintah dan masyarakat. Masyarakat dirasa turut andil dengan menolak membeli barang bajakan. Perang terhadap pembajakan ini memang sudah berlangsung sejak adanya perkembangan teknologi.

Internet dapat menjadi sumber informasi untuk penjualan barang gelap. Dengan bebasnya pajak yang dibayarkan merupakan bentuk dari pasar gelap.Sebagai contoh adalah penjualan barang curian. Para pelaku dan konsumen kurang menyadari dengan adanya undang-undang yang berlaku.




Menghindar Keramain Kota,Dusun Bambu Bandung Aja

Bandung memang terkenal sebagai tujuan wisata yang menjadi pilihan pelancong di akhir pekan. Kita bisa wisata kuliner, wisata agro, wisata p...