Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa Indonesia. Hal ini
pun tercantum dalam teks Sumpah Pemuda. Sejarah yang ditetapkan sebelum
Kemerdekaan RI. Pemuda saat itu, begitu antusias dalam meraih kemerdekaan dan
menginginkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Ibu, dimana pada masa itu pemuda
dapat dengan fasih untuk berbahasa Belanda, Inggris ataupun Jepang. Bayangkan berbagai
suku bangsa di Indonesia pada saat itu setuju dengan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa pemersatu.
Sekarang ini isu
yang terjadi di masyarakat kita adalah bahasa yang sudah disusun sesuai dengan
EYD dapat dipelintir menjadi bahasa pergaulan. Remaja kita memilih bahasa
pergaulan dikarenakan lebih gaul dan merasa tidak kaku. Isu ini pun kalau boleh
dilihat kebelakang adalah bukan hal yang baru. Pemuda di tahun 80an pun sudah
mulai menggunakan bahasa prokem dalam sehari-sehari. Bahasa yang dijadikan
sandi di kalangan anak muda saat itu.
Bahasa asing pun
menjadi terpaan akan penggunaan bahasa Indonesia bagi remaja di Indonesia. Memang
hal ini dapat dilihat pada pendidikan formal atau sekolah yang memiliki
kualitas internasional. Dengan kelas yang menggunakan bahasa asing, siswa
pendidikan formal ini pun terbawa dengan bahasa asing pada kehidupan
sehari-hari.
Milik Umum
Bahasa merupakan milik umum. Bahasa dapat dikuasai oleh siapa saja dan
dipelajari. Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk
dipergunakan bertutur dengan manusia lainnya dengan tanda, misalnya kata dan
gerakan.
Kemampuan manusia
dalam bertutur kata dapat ditingkatkan dengan melakukan kewajiban belajar pada
sekolah formal atau tempat kursus. Remaja mendapatkan haknya untuk memperoleh
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar melalui guru ataupun buku-buku.
Kata baku ataupun kata tidak baku tentulah diajarkan guru di sekolah. Etika
dalam berbahasa pun diajarkan guru di sekolah. Namun, dalam kenyataan saat ini
terjadi adalah remaja lupa untuk menerapkan aturan yang berlaku dalam berbahasa
Indonesia.
Keberadaan bahasa Indonesia
bagi remaja menjadi tidak menarik, ada yang menyebut bahasa Indonesia kurang
gaul untuk bersosial. Sehingga dalam pergaulan sehari-hari mereka menggunakan
bahasa slang sebagai percakapan sehari-hari. Sebagai contoh adalah “lau dimana?
Yang artinya kamu dimana, atau remaja sekarang menggunakan bahasa asing seperti
“what’s up bro?.”
Bahasa gado-gado, bahasa Indonesia yang
dicampur dengan bahasa asing lain (tak harus selalu Inggris), memang jadi tidak
sedap kalau racikannya tidak tepat. Malah bisa bikin kuping gatel bagi lawan bicaranya,
terutama yang benar-benar paham istilah yang benar dalam bahasa asing tersebut.
Itulah yang disebut André Möller, seorang pengamat bahasa Indonesia asal Swedia, sebagai ’pergaulan bebas’. ”Bahasa gado-gado ini dipakai oleh orang biasa dalam percakapan sehari-hari maupun oleh figur publik, seperti politikus dan pejabat,” katanya.
Itulah yang disebut André Möller, seorang pengamat bahasa Indonesia asal Swedia, sebagai ’pergaulan bebas’. ”Bahasa gado-gado ini dipakai oleh orang biasa dalam percakapan sehari-hari maupun oleh figur publik, seperti politikus dan pejabat,” katanya.
Dr. Felicia N. Utorodewo (pengajar di program studi Indonesia,
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia), mengatakan, ”Memang,
dalam bahasa lisan atau bahasa gaul, kita tidak
berhak melarang orang bercakap-cakap dengan bahasa gado-gado itu.
Istilahnya, tidak ada polisi yang bisa mengatur lalu lintas berbahasa karena
itu sebuah dinamika berbahasa,” urainya. Tapi, Felicia berpandangan, ketika
menggunakan kata dalam bahasa asing, sebisa mungkin kita tetap memerhatikan
kaidah yang benar.
Ikuti Aturan
Seperti peribahasa berguru
kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi. Belajarlah dengan
sungguh-sungguh jangan setengah-tengah, supaya ada faedahnya. Harapan dari guru
adalah kelak muridnya dapat berhasil.
Seperti yang
dikatakan oleh Felicia agar kita dapat memperhatikan kaidah yang benar dalam
penggunaan bahasa. Jangan sampai orang mencap kita sebagai orang yang bodoh,
tetapi ingin disebut sebagai anak yang mengikuti perkembangan zaman.
Mengingat bahasa
indonesia sebagai bahasa negara, maka sudah sepatutnya remaja kita bangga akan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jangan pernah malu untuk
menggunakan bahasa nasional ini dalam pertemanan sehari-hari.
Sumber :
http://www.femina.co.id/trending-topic/bahasa-gado-gado-di-sekitar-kita-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar