Reformasi melahirkan sebuah kebebasan untuk berpikir dan berpendapat dan
dapat dilakukan di tempat umum atau melalui media. Salah satu bentuk dari hasil
reformasi adalah demonstrasi. Aksi yang dilakukan untuk mengeluarkan
pendapatnya di muka umum akan pertentangan atau isu yang sedang terjadi. Namun,
demonstrasi terkadang menjadi sebuah kecaman yang menakutkan dan meresahkan
masyarakat luas karena pola pikir negatif.
Pola pikir adalah pandangan manusia untuk menganalisa setiap informasi yang masuk.
Pola pikir dapat membuat manusia menilai setiap tindakan atau aksi yang
terjadi. Di Indonesia reformasi terjadi setelah era orde baru berganti.
Demonstrasi dapat dilakukan di tempat umum asal tidak mengganggu kepentingan
umum. Pers pun mendapat angin segar dengan kebebasan pers sejak tahun 1999
melalui Undang-Undang Nomor 40 pasal 4 ayat 1 -4. Namun, kebebasan itu tentu
ada kode etik dalam penyiarannya. Dengan reformasi inilah setiap orang dapat
menyuarakan pendapatnya dan bertanggung jawab atas pemberitaannya didepan
hukum.
Pola Pikir Positif
Berita yang marak hari ini adalah siaga satu yang akan dilakukan oleh Brimob
pada tanggal 4 November 2016 yang dilakukan oleh FPI. Demo yang dilakukan ormas
FPI bermaksud untuk mengusut ahok secara hukum atas penistaan agama. Ahok pun
sudah meminta maaf dan melapor kepada bareskrim untuk klarifikasi.Memang jika
dilihat dari kode etik jurnalistik, ahok dapat dimenangkan menurut kaca mata
saya karena dalam pasal 10 wartawanlah yang bertanggung jawab untuk mencabut,
meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan
permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa. Dalam kasus
seperti ini Ahok memang sebagai penanggung jawab karena jabatannya saat itu
adalah sebagai penanggung jawab dari unggahan video yang tersebar. Namun,
disini kita sebagai masyarakat lebih baik untuk berpikir positif demi Persatuan
Indonesia. FPI pun memiliki hak untuk melakukan aksinya untuk
pertanggungjawaban kalimat Ahok. Makna yang dapat diambil oleh penulis dari
kasus ini adalah ahok ingin belajar dari masyarakat dan seniornya yang sudah
lama menjadi pemimpin dalam organisasi baik swasta maupun pemerintahan. Kesan
saya terhadap Habib Rizieq pun adalah sebagai orang berani meminta maaf. Hal ini
saya ungkapkan karena pada tayangan video di youtube beliauberani meminta maaf
atas pembakaran gereja-gereja yang terjadi di Indonesia.
Andrias Harefa
setiap orang bukan hanya bisa learn, tetapi juga mampu un-learn dan
kemudian re-learn.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar